Karakteristik
seorang anak dikatakan memiliki keterampilan berpikir kreatif yaitu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
memiliki banyak ide atau gagasan sendiri dan mampu mengutarakannya, senang
membuat dan mencoba hal-hal yang baru, serta menonjol dalam salah satu bidang
seni. Dalam model pembelajaran inkuiri, STM (Sains Teknologi Masyarakat), dan
Problem Solving, keterampilan berpikir kreatif telah ditanamkan pada diri
siswa.
Dengan cara
melihat sintaks atau langkah-langkah pembelajaran dalam setiap model tersebut,
kita dapat mengetahui bahwa siswa diajak untuk mencari pengetahuan atau
pemecahan masalah yang diberikan oleh guru secara mandiri. Guru hanya menjadi
pembimbing atau fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.
Sintaks model
pembelajaran Inkuiri:
1.
Merumuskan
masalah: mengetahui dan menemukan masalah secara jelas.
2.
Menelaah
masalah: menggunakan pengetahuan untuk memperinci, menganalisis masalah dari
berbagai sudut.
3.
Merumuskan
hipotesis: berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab akibat dan
alternatif penyelesaian.
4.
Mengumpulkan
dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis: kecakapan mencari
dan menyusun data, menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar.
5.
Pembuktian
hipotesis: cakap menelaah dan membahas data, menghitung dan menghubungkan,
keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
6.
Menentukan
pilihan penyelesaian: kecakapan membuat alternatif penyelesaian kecakapan
menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap
langkah.
Sintaks model
pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat):
1.
Pada
fase pertama ini (invitasi) guru mengundang siswa untuk aktif dalam
pembelajaran. Guru mulai menggali isu atau masalah dari siswa.
2.
Pada
fase kedua (eksplorasi), siswa di bawah arahan dan fasilitasi guru membentuk
kelompok-kelompok yang selanjutnya setiap kelompok akan mencoba merancang dan
melakukan kegiatan eksperimen atau percobaan untuk mengumpulkan data.
3.
Pada
fase ketiga (pengajuan eksplanasi dan solusi) siswa akan berusaha membangun
sendiri pengetahuannya (sesuai dengan teori konstruktivisme). Mereka akan
berdiskusi dan mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi, atau mengapa sesuatu
bisa terjadi, selanjutnya mereka akan mencoba menemukan solusi atau pemecahan
masalah.
4.
Pada
fase keempat (tindak lanjut) yang merupakan fase terakhir dari penerapan
pendekatan STM (sains teknologi dan masyarakat) ini, guru membantu siswa untuk
menjelaskan fenomena alam berdasarkan konsep-konsep yang baru saja mereka
bangun.
Sintak model
pembelajaran Problem Solving:
1.
Menyajikan
permasalah yang sesuai dengan kehidupan siswa
2.
siswa
berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan
3.
siswa
mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya
menemukan solusi.
Dapat
disimpulkan dari ketiga sintaks model pembelajaran di atas yaitu:
1.
Guru
memberikan masalah yang sesuai dengan kemampuan siswa untuk memecahkannya
2.
Siswa
mencoba mencari jawaban atas masalah tersebut dengan percobaan atau eksperimen
untuk mendapatkan data
3.
Siswa
memilih atau memutuskan jawaban yang sesuai dengan permasalahan yang ada.
4.
Siswa
membangun sendiri pengetahuannya dengan mengetahui jawaban atas permasalahan
yang diberikan dan mampu mengutarakannya
5.
Guru
menjelaskan konsep-konsep yang telah siswa temukan dengan menghubungkan
kehidupan sehari-hari.
Di dalam model
pembelajaran STM dan Inkuiri siswa menjadi
lebih kreatif, hal ini akan terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang
mereka ajukan karena besarnya rasa ingin tahu mereka. Mereka juga menjadi lebih
mudah dan terampil mengidentifikasi penyebab atau dampak penggunaan suatu
teknologi (STM). Sedangkan dalam model pembelajaran Problem Solving, Siswa
menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan
akhirnya meneliti kembali hasilnya dan Siswa belajar bagaimana melakukan
penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar