Dilihat dari pengadaannya media dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
·
Media jadi,
·
Media rancangan
Media jadi ( Media by
utilization ) yaitu, media yang sudah ada di sekolah dan yang tersedia di
pasaran , dalam hal ini media yang dirancang khusus oleh perusahaan tertentu
sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan biasanya dibuat secara masal. Disebut
juga media siap pakai.
Media rancangan ( media by
design ) yaitu, media yang dirancang sendiri khusus oleh guru sesuai dengan
tujuan kebutuhan pembelajaran tertentu dan biasanya tidak ada di pasaran.
Kelebihan dari media jadi
Ø Hemat
waktu : Guru tidak usah repot-repot mencari media pembelajara karena
mungkin sekolah sekolah sudah mempunyai dan tinggal
menggunakan .
Ø Hemat
biaya : Jika dibandingkan dengan membuat sendiri harga media jadi jauh
lebih murah.
Ø Hemat
tenaga : Guru tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga dan memeras otak untuk
merancang media pembelajaran karena memang sudah tersedia.
Ø Dijual
bebas
Kekurangan dari media jadi:
v Belum
tentu sesuai dengan tujuan atau kebutuhan dalam proses pembelajaran . Contoh
sederhana:
Pada
saat kita menyampaikan pelajaran IPS tentang wilayah Indonesia, peta Indonesia
yang tersedia di sekolah ukurannya kecil , dilihat dari siswa yang duduk
dibelakang tidak jelas. Hal ini akan mengganggu siswa untuk dapat menerima
informasi atau tujuan pembelajaran yang kita sampaikan.
v Budaya
konsumtif : menggantungkan membeli produk yang dibuat orang lain.
v Kurang
kreatif : Tidak mau berinisiatif untuk mempuat produk media pembelajaran
sendiri dikarnakan terbiasa menggunakan produk orang
lain.
Kelebihan media rancangan:
ü Sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan, karena dirancang khusus oleh guru
atau dibuat sendiri oleh guru.
Contoh
sederhana:
Pada
saat pelajaran IPA tentang rangkaian listrik seri dan pararel guru hanya
menunjukkan gambar saja dari masing-masing rangkaian listrik tersebut. Hal ini
sangat tidak efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kecuali
apabila guru bersama-sama murid merancang membuat rangkaian listrik seri dan
pararel sendiri jauh lebih berhasil tujuan pembelajaran yang di harapkan.
ü Menumbukan
kreatifitas : Mampu membuat karya dan mewujudkan ide-ide dalam menciptakan
media pembeajaran.
ü Kebanggan
institusi / personil : Karena dengan banyaknya media pembelajaran yang
dirancang sendiri oleh guru di sekolah tersebut akan dapat membawa nama harum
sekolah. Misalnya karya guru tersebut diikutkan dalam lomba membuat alat
pembelajaran.
Banyaknya media pembelajaran sekarang ini , guru
dituntut untuk lebih selektif dalam memilih media untuk dapat memenuhui
kebutuhan pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan dapat benar-benar
tercapai. Beberapa alasan mengapa pengajar menggunakan / memilih media
pengajaran , diantaranya:
Bermaksud mendemonstrasikan
Dalam hal ini media
digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek
kegunaan, cara mengoperasikan dan lain-lain. Media berfungsi sebagai alat
peraga pembelajaran.
Contoh:
Ketika seorang guru membelajarkan pelajaran IPA
tentang mengamati “ STOMATA” pada daun dengan melihat menggunakan mikroskop.
Sebelum siswa meletakkan objek yang akan diamati pada mikroskop, terlebih dulu
guru menunjukkan cara kerja mikroskop sesuai dengan prosedur yang benar , cara
ini akan memperlancar proses belajar dan menghindari resiko kerusakan pada alat
mikroskop.
Merasa akrab dengan
media tersebut( familiarity )
Guru sudah terbiasa
dengan media tersebut dan benar-benar sudah menguasai penggunaan media tersebut
, jika menggunakan media lain perlu waktu untuk mempelajari, maka secara terus
menerus menggunakan media itu-itu saja tanpa ada inovatif.
Misalnya , seorang
dosen yang sudah terbiasa menggunakan media OHP ( Over Head Projector ) dan OHT
( Over Head Transparancy ) , kebiasaan menggunakan media tersebut didasarkan
atas alasan karena sudah akrab dan menguasai secara detil dari media tersebut,
meski sebaiknya seorang guru harus lebih variatif dalam memilih media, dalam
konsepnya tidak ada satu media yang sempurna , dalam arti kata dapat digunakan
sesuai dengan semua tujuan pembelajaran, sesuai dengan semua situasi dan sesuai
dengan karakteristik siswa.
Media yang baik
adalah media yang bersifat kontekstual ( tergantung pada keadaan ) dan
realistis ( kenyataan ) kebutuhan belajar yang dihadapi siswa. Jika kita lihat
contoh di atas , media OHP cocok untuk mengajarkan hal-hal yang bersifat konsep
dan aspek-aspek kognetif, dapat digunakan dengan jumlah siswa maksimal 50 orang
dengan ruangan yang tidak terlalu besar dan siswa cenderung pasif tidak
melibatkan siswa secara optimal dari segi potensi mental, emosional, dan motor
skill, karena motor pembelajaran ada pada guru. Tentu saja OHP kurang tepat
mengajaran ketrampilan yang membutuhkan demostrasi, praktek langsung yang
membuat siswa lebih aktif secara fisik dan mental. Alasan familiarity tidak
selamanya tepat, jika tidak memperhatikan tujuan . meski demikian alasan ini
cukup banyak terjadi dalam pembelajaran.
Untuk memberi gambaran atau
penjelasan yang lebih kongkrit ( clarity )
Alasan ketiga mengapa
guru menggunakan media adalah untuk memberikan gambaran dan penjelasan lebih
kongkrit. Pada praktek pembelajaran masih banyak guru tidak menggunakan media
tanpa media , media yang digunakan dengan ceramah ( ekspositori ), cara seperti
ini memang tidak merepotkan guru untuk menyiapkan media, cukup dengan menguasai
materi , pembelajaran dapat berlangsung, namun apakah pembelajaran ini akan
berhasil ? cara seperti ini akan mengakibatkan verbalistis ( hanya lisan ) yaitu
pesan yang disampaikan guru tidak sama dengan persepsi siswa, mengapa hal itu
bisa terjadi ? karena pesan yang disampaikan guru kurang kongkrit, jika guru
tidak mampu secara detil dan spesifik menjelaskan pesan pembelajaran , maka
verbalistis akan terjadi.
Contoh:
Seorang guru SD mengajarkan bidang studi IPA sedang
menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup, diantaranya dapat bernafas dengan insang
dan paru-paru. Jika guru tidak cermat mengemas informasi dengan baik hanya
ceramah saja maka siswa tidak pernah melihat bentuk insang dan paru-paru makan
akan membayangkan bentu-bentuk lain yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Disinilah banyak pengguna media, memiliki alasan bahwa menggunakan media adalah
untuk membuat informasi lebih jelas dan kongkrit sesuai kenyataan. Alasan ini
lebih tepat dipilih guru disbanding dengan alasan kedua.
Menarik minat gairah siswa
/ belajar aktif (
aktive learning )
Tidak bisa dipungkiri
, bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah
satu aspek yang harus diupayakan guru dalam pembelajaran adalah siswa harus
berperan aktif, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Dalam prakteknya
guru tidak selamanya dapat membuat siswa aktif hanya dengan cara ceramah, tanya
jawab dan lain-lain namun diperlukan media yang dapat menarik gairah siswa
dalam belajar.
Menurut Breggs , media adalah “ alat “ untuk memberi
perangsang kepada peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sedangkan
mengenai efektifitas media , Brown ( 1970 ) menggarisbawahi bahwa media
yang digunakan oleh guru dan murid dengan baik dapat mempengaruhi proses
belajar mengajar .
Contoh :
Pada saat guru akan membelajarkan bahasa Indonesia
tentang unsur-unsur cerita dengan menggunakan audio visual dan CD , siswa akan
lebih termotivasi dalam proses pembelajarannya dikarnakan seakan-akan dapat
melihat langsung kejadian dalam cerita tanpa harus membayangkan bagaimana wajah
pelaku, karakter pelaku, tempat peristiwa, tokoh antagonis, protagonis, sampai
pada akhir cerita. Di sini siswa merasa lebih aktif secara kognitif, afektif,
dan psikomotor disbanding dengan cerita yang dibacakan langsung oleh guru. Anak
secara langsung akan lebih mudah dapat menyebutkan unsur-unsur dalam cerita.
Dan disini , jelas penggunaan media membawa dampak yang positif dalam
pembelajaran. Guru hanya memberikan instruksi-instruksi seperlunya. Siswa
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengapresiasikan dari cerita yang
ditonton melalui media Audio visual dan CD.
Dengan banyaknya
pilihan media pembelajaran , guru perlu selektif memilih media yang dapat
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran , perlu memperimbangkan segi positif
dan negative dari media yang digunakan, pada dasarnya tiap-tiap media punya
karakteristik ( kelebihan dan kekurangan ). Jika media yang dipakai dapat
digunakan memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pembelajaran maka perlu
digunakan, jika sebaliknya tinggalkan. Mc. M.Connel ( 1974 ) menegaskan “ if
the medium fits use it “.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar