Selasa, 18 Desember 2012

MEDIA JADI DAN MEDIA RANCANGAN


Dilihat dari pengadaannya media dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
·         Media jadi,
·         Media rancangan

Media jadi ( Media by utilization ) yaitu, media yang sudah ada di sekolah dan yang tersedia di pasaran , dalam hal ini media yang dirancang khusus oleh perusahaan tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan biasanya dibuat secara masal. Disebut juga media siap pakai.

Media rancangan ( media by design ) yaitu, media yang dirancang sendiri khusus oleh guru sesuai dengan tujuan kebutuhan pembelajaran tertentu dan biasanya tidak ada di pasaran.

Kelebihan dari media jadi
Ø  Hemat waktu : Guru tidak usah repot-repot mencari media pembelajara karena mungkin sekolah sekolah  sudah mempunyai dan tinggal menggunakan   .
Ø  Hemat biaya  : Jika dibandingkan dengan membuat sendiri harga media jadi jauh lebih murah.
Ø  Hemat tenaga : Guru tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga dan memeras otak untuk merancang media pembelajaran karena memang sudah tersedia.
Ø  Dijual bebas 

Kekurangan dari media jadi:
v  Belum tentu sesuai dengan tujuan atau kebutuhan dalam proses pembelajaran . Contoh sederhana:
Pada saat kita menyampaikan pelajaran IPS tentang wilayah Indonesia, peta Indonesia yang tersedia di sekolah ukurannya kecil , dilihat dari siswa yang duduk dibelakang tidak jelas. Hal ini akan mengganggu siswa untuk dapat menerima informasi atau tujuan pembelajaran yang kita sampaikan.
v  Budaya konsumtif : menggantungkan membeli produk yang dibuat orang lain.
v  Kurang kreatif : Tidak mau berinisiatif untuk mempuat produk media pembelajaran sendiri     dikarnakan terbiasa menggunakan produk orang lain. 

Kelebihan media rancangan:
ü  Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan, karena dirancang khusus oleh guru atau dibuat sendiri oleh guru.
Contoh sederhana:
Pada saat pelajaran IPA tentang rangkaian listrik seri dan pararel guru hanya menunjukkan gambar saja dari masing-masing rangkaian listrik tersebut. Hal ini sangat tidak efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kecuali apabila guru bersama-sama murid merancang membuat rangkaian listrik seri dan pararel sendiri jauh lebih berhasil tujuan pembelajaran yang di harapkan. 
ü  Menumbukan kreatifitas : Mampu membuat karya dan mewujudkan ide-ide dalam menciptakan media pembeajaran.
ü  Kebanggan institusi / personil : Karena dengan banyaknya media pembelajaran yang dirancang sendiri oleh guru di sekolah tersebut akan dapat membawa nama harum sekolah. Misalnya karya guru tersebut diikutkan dalam lomba membuat alat pembelajaran. 
Banyaknya media pembelajaran sekarang ini , guru dituntut untuk lebih selektif dalam memilih media untuk dapat memenuhui kebutuhan pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan dapat benar-benar tercapai. Beberapa alasan mengapa pengajar menggunakan / memilih media pengajaran , diantaranya:

Bermaksud mendemonstrasikan

Dalam hal ini media digunakan sebagai alat untuk  mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek kegunaan, cara mengoperasikan dan lain-lain. Media berfungsi sebagai alat peraga pembelajaran.

Contoh:
Ketika seorang guru membelajarkan pelajaran IPA tentang mengamati “ STOMATA” pada daun dengan melihat menggunakan mikroskop. Sebelum siswa meletakkan objek yang akan diamati pada mikroskop, terlebih dulu guru menunjukkan cara kerja mikroskop sesuai dengan prosedur yang benar , cara ini akan memperlancar proses belajar dan menghindari resiko kerusakan pada alat mikroskop.

Merasa akrab dengan media tersebut( familiarity )

Guru sudah terbiasa dengan media tersebut dan benar-benar sudah menguasai penggunaan media tersebut , jika menggunakan media lain perlu waktu untuk mempelajari, maka secara terus menerus menggunakan media itu-itu saja tanpa ada inovatif.
Misalnya , seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan media OHP ( Over Head Projector ) dan OHT ( Over Head Transparancy ) , kebiasaan menggunakan media tersebut didasarkan atas alasan karena sudah akrab dan menguasai secara detil dari media tersebut, meski sebaiknya seorang guru harus lebih variatif dalam memilih media, dalam konsepnya tidak ada satu media yang sempurna , dalam arti kata dapat digunakan sesuai dengan semua tujuan pembelajaran, sesuai dengan semua situasi dan sesuai dengan karakteristik siswa.
Media yang baik adalah media yang bersifat kontekstual  ( tergantung pada keadaan ) dan realistis ( kenyataan ) kebutuhan belajar yang dihadapi siswa. Jika kita lihat contoh di atas , media OHP cocok untuk mengajarkan hal-hal yang bersifat konsep dan aspek-aspek kognetif, dapat digunakan dengan jumlah siswa maksimal 50 orang dengan ruangan yang tidak terlalu besar dan siswa cenderung pasif tidak melibatkan siswa secara optimal dari segi potensi mental, emosional, dan motor skill, karena motor pembelajaran ada pada guru. Tentu saja OHP kurang tepat mengajaran ketrampilan yang membutuhkan demostrasi, praktek langsung yang membuat siswa lebih aktif secara fisik dan mental. Alasan familiarity tidak selamanya tepat, jika tidak memperhatikan tujuan . meski demikian alasan ini cukup banyak terjadi dalam pembelajaran. 

Untuk memberi gambaran atau penjelasan yang lebih kongkrit ( clarity )

Alasan ketiga mengapa guru menggunakan media adalah untuk memberikan gambaran dan penjelasan lebih kongkrit. Pada praktek pembelajaran masih banyak guru tidak menggunakan media tanpa media , media yang digunakan dengan ceramah ( ekspositori ), cara seperti ini memang tidak merepotkan guru untuk menyiapkan media, cukup dengan menguasai materi , pembelajaran dapat berlangsung, namun apakah pembelajaran ini akan berhasil ? cara seperti ini akan mengakibatkan verbalistis ( hanya lisan ) yaitu pesan yang disampaikan guru tidak sama dengan persepsi siswa, mengapa hal itu bisa terjadi ? karena pesan yang disampaikan guru kurang kongkrit, jika guru tidak mampu secara detil dan spesifik menjelaskan pesan pembelajaran , maka verbalistis akan terjadi. 

Contoh:
Seorang guru SD mengajarkan bidang studi IPA sedang menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup, diantaranya dapat bernafas dengan insang dan paru-paru. Jika guru tidak cermat mengemas informasi dengan baik hanya ceramah saja maka siswa tidak pernah melihat bentuk insang dan paru-paru makan akan membayangkan bentu-bentuk lain yang tidak sesuai dengan kenyataan. Disinilah banyak pengguna media, memiliki alasan bahwa menggunakan media adalah untuk membuat informasi lebih jelas dan kongkrit sesuai kenyataan. Alasan ini lebih tepat dipilih guru disbanding dengan alasan kedua.

Menarik minat gairah siswa / belajar aktif ( aktive learning )

Tidak bisa dipungkiri , bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu aspek yang harus diupayakan guru dalam pembelajaran adalah siswa harus berperan aktif, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Dalam prakteknya guru tidak selamanya dapat membuat siswa aktif hanya dengan cara ceramah, tanya jawab dan lain-lain namun diperlukan media yang dapat menarik gairah siswa dalam belajar.
Menurut Breggs , media adalah “ alat “ untuk memberi perangsang kepada peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sedangkan mengenai efektifitas media , Brown ( 1970 ) menggarisbawahi bahwa media yang digunakan oleh guru dan murid dengan baik dapat mempengaruhi proses belajar mengajar .

Contoh :
Pada saat guru akan membelajarkan bahasa Indonesia tentang unsur-unsur cerita dengan menggunakan audio visual dan CD , siswa akan lebih termotivasi dalam proses pembelajarannya dikarnakan seakan-akan dapat melihat langsung kejadian dalam cerita tanpa harus membayangkan bagaimana wajah pelaku, karakter pelaku, tempat peristiwa, tokoh antagonis, protagonis, sampai pada akhir cerita. Di sini siswa merasa lebih aktif secara kognitif, afektif, dan psikomotor disbanding dengan cerita yang dibacakan langsung oleh guru. Anak secara langsung akan lebih mudah dapat menyebutkan unsur-unsur dalam cerita. Dan disini , jelas penggunaan  media membawa dampak yang positif dalam pembelajaran. Guru hanya memberikan instruksi-instruksi seperlunya. Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengapresiasikan dari cerita yang ditonton melalui media Audio visual dan CD.

Dengan banyaknya pilihan media pembelajaran , guru perlu selektif memilih media yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran , perlu memperimbangkan segi positif dan negative dari media yang digunakan, pada dasarnya tiap-tiap media punya karakteristik ( kelebihan dan kekurangan ). Jika media yang dipakai dapat digunakan memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pembelajaran maka perlu digunakan, jika sebaliknya tinggalkan. Mc. M.Connel ( 1974 ) menegaskan “ if the medium fits use it “.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar