Senin, 11 Maret 2013

Saat Emosi Menghampiri Seorang Guru


Ilustrasi Masalah       :
            Seorang Ibu yang sedang mengajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas enam di sebuah sekolah dasar menghardik salah seorang murid sebut saja si A karena kesulitan untuk menangkap penjelasannya. Padahal dia sudah mengulangi penjelasannya lebih dari tiga kali. Ketika marah terhadap anak tersebut, tanpa dia sadari dia mengeluarkan kata – kata yang tidak sepantasnya dikatakan oleh seorang pendidik. Dengan nada sangat kesal si ibu guru berujar “kamu ini kenapa sudah saya jelaskan empat kali masih saja tidak paham.. bisa mikir tidak sih… semua teman – temanmu sudah dapat memahami tapi kamu masih saja belum” si A yang berada di hadapan ibu guru tersebut hanya menundukkan kepalanya.

Pertanyaan
1.      Masalah apa yang sedang terjadi ?
2.      Apakah anda setuju / tidak setuju dengan kejadian tersebut ? kemukakan alasan setuju / tidak setuju ?
3.      Apa penyebab dan akibat yang ditimbulkan dengan kasus tersebut ?
4.      Jika terjadi di kelas anda, bagaimana anda menyikapi masalah tersebut ?

Jawaban:
1.      Masalah yang terjadi adalah seorang siswa mengalami kesulitan menangkap materi yang disampaikan oleh gurunya walaupu sudah materi tedrsebut diulang sebanyak  tiga kali oleh guru. Namun, dengan masalah yang dialami oleh salah satu muridnya, guru tersebut malah memarahi anak tersebut dengan kata-kata yang dapat menyurutkan semangat belajarnya.
2.      Tidak setuju, karena kesulitan belajar yang dialami belajar anak dalam kelas belum tentu karena salah dirinya sendiri, tapi bisa saja kesulitan belajar anak berasal dari metode dan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru tidak sesuai dengan karakteristik anaknya. Jadi kemarahan yang dilihatkan oleh guru kepada muridnya malah akan menyurutkan semangat belajar anak dan prestasi belajar anak yang sebenarnya dapat ditingkatkan malah sedikit demi sedikit menurun.
3.      Penyebab kasus di atas terjadi, antara lain karena:
1.      Pendidik
Faktor penyebab yang paling utama dalam kesalahan mendidik siswa adalah pendidiknya. Peserta didik sulit untuk diarahkan dan dibina oleh peserta didik karena peserta didik kurang mampu untuk memahami karakteristik anak tersebut, sehingga dalam mengarahkan dan mendidik, guru sering kali menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sesuai dengan masalah yang dialami peserta didik.
2.      Faktor Keturunan
Walaupun tidak sepenuhnya faktor keturunan berpengaruh terhadap kesulitan belajar anak tersebut, tapi juga tidak sedikit orang yang dalam satu garis keturunan memiliki kemampuan untuk membaca, menulis, dan mengeja bahkan mengitung, serta kesulitan belajar yang sama.
3.      Gangguan Fungsi Otak
Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban dalam belajar mengalami gangguan dalam syaraf otaknya. Penelitian menganggap bahwa terdapat kesamaan ciri pada perilaku anak yang mengalami kelambanan atau kesulitan belajar dengan anak yang abormal. Hanya saja anak yang mengalami kelambanan belajar memiliki adanya sedikit tanda cedera pada otak. Oleh karena itu, para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai penyebabnya, kecuali ahli syaraf membuktikan masalah ini. Sebenarnya sangat sulit untuk membuktikan dan memastikan bahwa kelamban atau kesulitan belajar itu disebabkan cedera otak.
4.      Pengorganisasian Berpikir
Siswa yang mengalami kelambanan atau kesulitan belajar akan mengalami kesulitan dalam menerima penjelasan tentang pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah mereka tidak mampu mengorganisasikan cara berpikirnya secara baik dan sistematis. Misalnya anak yang sulit membaca akan sulit pula merasakan atau menyimpulkan apa yang dilihatnya.
5.      Kekurangan Gizi
Ada kaitan yang erat antara kekurangan gizi dengan kelambanan belajar, artinya kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab terjadinya kelambanan belajar. Banyak bukti menyatakan bila pada awal pertumbuhan anak sangat kekurangan gizi, keadaan itu akan berpengaruh terhadap perkembangan syaraf utamanya sehingga menyebabkan kurang baik dalam proses belajarnya.
6.      Faktor Lingkungan
Ada banyak faktor yang tidak menguntungkan terhadap perkembangan mental anak, baik yang datangnya dari keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Gangguan tersebut dapat berupa perasaan hati, tekanan keluarga, atau kesalah pola asuh yang diterapkan pada anak. Meskipun faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kesulitan belajar tetapi bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar. Namun yang pasti faktor tersebut dapat mengganggu daya ingat dan daya pikir serta konsentrasi pada anak.
7.      Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, metode dan model pembelajaran memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perkembangan berpikir peserta didik. Ketika seorang guru mampu memanfaatkan metode dan model pembelajaran yang ada serta dikombinasikan dengan teknik-teknik pembelajaran lainnya, maka siswa akan merasa tidak bosan, prestasi dapat meningkat, dan juga dapat meningkatkan daya kreatifitas peserta didik. Namun, apabila guru tidak dapat memanfaatkan metode dan model pembelajaran yang tersedia atau bahkan salah menerapkannya pada peserta didik, maka yang terjadi malah sebaliknya. Peserta didik merasa bosan, sulit untuk menerima materi yang diberikan, dan prestasi belajar dapat menurun.

Akibat yang ditimbulkan dari kekesalan guru tehadap muridnya:
Ø  Akan mengganggu mentalnya terlebih ketika ia dewasa.
Ø  Membuat anak menjadi keras kepala dan parahnya akan membuatnya ia menjadi tidak percaya diri yang berlebihan.
Ø  Memarahi anak akan membuatnya takut untuk bereksplorasi.
Ø  Enggan mengemukakan pikiran, gagasan, pendapat, atau melakukan sesuatu.
Ø  Kewibawaan seorang guru akan menurun di mata anak tersebut, anak sudah tidak lagi menghiraukan perkataan yang diungkapkannya dan malah bertindak menyimpang dari aturan sebenarnya.
Ø  Membuat anak tersebut menjadi kurang empatik,
Ø  Anak tersebut akan menjadi agresif dan mudah depresi dibandingkan anak lainnya.
Ø  Kemarahan dapat mengurangi kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, entah itu di lingkungan sekolah, rumah, atau pun masyarakat

4.      Solusi dalam mengatasi masalah di atas adalah:
Ø  Berusaha untuk mengungkap kemampuan, bakat dan kecenderungannya dengan berbagai cara serta memperhatikan perkembangannya, tidak dengan emosi yang secara langsung diperlihatkan kepada anak.
Ø  Berusaha untuk selalu membuatnya merasa bahagia sehingga bakat dan kemampuannya tampak serta tidak mengecam dan mencelanya terus menerus.
Ø  Mengembangkan kemampuan dirinya dan memberikan semangat untuk dapat mengejar pelajaran yang ketinggalan serta selalu memotifasinya.
Ø  Membangun hubungan yang baik antara pihak rumah dengan sekolah dengan cara menanyakan perkembangannya secara terus menerus. Diharapkan juga pihak orang tua berkunjung ke sekolah untuk mengenali para gurunya dan teman-temannya.
Ø  Mencari sebab-sebab yang menjadikan anak mengalami gangguan dalam belajar serta mempelajari cara-cara mengatasinya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar