Kamis, 05 Desember 2013

Bentuk Evaluasi


Berbagai bentuk atau cara/teknik  penilaian berbasis kelas untuk mengumpulkan bukti (asesmen) belajar siswa.
1.    Tes
Tes terbagi dua, yaitu tes tertulis dan tes lisan. Tes tertulis terutama digunakan untuk mengukur hasil belajar  siswa pada ranah kognitif. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis terbagi dua, yaitu tes uraian dan tes objektif.
a.    Tes Uraian/Esai
Tes uraian dalah butir soal berbentuk pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan tugas harus dilakukan dengan cara mengemukakan pikiran peserta tes secara naratif.  Bentuk tes uraian dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe yaitu tes uraian bebas (extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response). Perbedaan dua tipe tes uraian ini adalah atas dasar besarnya kebebasan yang diberikan kepada siswa untuk menulis dan menyatakan jawaban. Tes uraian bebas memberikan kebebasan yang lebih besar daripada uraian terbatas.
b.   Tes Objektif
Tes objektif adalah tes atau butir soal yang menuntut jawaban secara lebih pasti. Bentuk tes objektif dapat  mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan mudah dikoreksi.
1)        Jawaban Singkat atau Isian Singkat.
Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.
2)        Menjodohkan.
Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.
3)        Benar Salah.
Bentuk ini merupakan tes yang sederhana, karena dalam menjawab soal bentuk benar salah, siswa hanya dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu menentuak apakah pernyataan yang tertera pada butir soal benar atau salah.
4)        Pilihan Ganda.
Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir yang bisa terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesis dan analisis.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.
·       materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum;
·       konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
·       bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
Contoh Format Penilaian Tes
No.
Nama
Jenis Tes
Rerata Nilai
Keterangan
Benar-Salah
Pilihan Ganda
Menjodohkan
Uraian
1.
Abdi






2.
Tina






3.
….







Catatan:
Kolom jenis tes diisi dengan angka yang sesuai:
10-50 =  kurang
60-70 = sedang
80-90 = baik
90-100 = amat baik
Secara ideal, spesifikasi tes hendaknya sedemikian lengkap, jelas, dan rinci, sehingga dua orang pengembang alat ukur dengan kualifikasi sama yang menggunakan spesifikasi tersebut secara terpisah, masing-masing akan menghasilkan perangkat tes yang setara. Dalam mengembangkan spesifikasi tes kognitif, terdapat beberapa aspek yang perlu menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut:
1.    Menentukan subjek yang akan dites
Pengenalan siapa yang akan dikenai tes sangat perlu bagi pengembang tes. Hal ini perlu karena penguasaan pelajaran tertentu pada setiap ssiwa di jenjang berbeda akan berbeda pula.
2.    Menentukan tujuan pengukuran
Tujuan pengukuran merupakan hal penting dan yang menentukan dalam pengembangan tabel spesifikasi. Penyusunan suatu instrumen harus didasarkan pada tujuan tertentu. Oleh karena itu, tujuan pengukuran secara jelas harus dirumuskan sejak awal. Tes yang dimaksudkan untuk tujuan diagnostik tentunya akan berbeda dengan tes yang dimaksudkan untuk seleksi.
3. Menentukan tipe soal yang akan digunakan
Dalam memilihi tipe soal yang akan digunakan, perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
·       Apakah tujuan pengukuran dapat dicapai;
·       Apakah waktu yang tersdia memadai; dan
·       Hubungan antara tipe soal yang digunakan dan tujuan tes, cara pemberian skor, pelaksanaan tes, dan pencetakan tes.
4. Menentukan materi
Terdapat dua kriteria yang perlu diperhatikan dalam menentukan materi tes yang akan digunakan, yaitu:
adanya kesesuaian materi yang diujikan dengan materi yang telah diajarkan yang dimaksudkan untuk mengetahui siswa mana yang telah mencapai tingkatan pengeahuan tertentu yang disyaratkan sesuai dengan tuntutan kurikulum/silabus; danmateri tes hendaknya menghasilkan informasi atau data yang dapat dijadikan landasan dalam meningkatkan proses pembelajaran.Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam penentuan materi adalah: urgensi,  kontinuitas, relevansi, dan keterpakaian.
5. Menentukan jumlah soal
Jumlah soal sangat ditentukan oleh beberapa komponen, yaitu: tipe soal, cakupan materi soal, dan jenis mata pelajaran.
6. Menentukan sebaran soal
Terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan sebaran soal, yaitu:
·    jenjang kelas atau semester siswa yang akan dites: jika tes yang akan dilakukan adalah tes semester, maka sebaran butir soal berimbang pada semua cakupan materi yang akan diteskan; jika tesnya adalah tes kenaikan kelas, maka proporsi soal dari materi semester ganjil bisa 30% atau 40% dan ; jika tesnya adalah tes akhir untuk jenjangh sekolah dasar, maka proporsi antara materi kelas 4, 5, dan 6 bisa 2:3:5, atau 1:2:7.
·    aspek kognitif: jika tesnya mencakup C1, C2, dan C3 (dari Taksonomi Bloom), maka proporsi bisa 3:5:2, atau 1:2:1, atau 2:5:3.
·    tingkat kesukaran: proporsi antara soal-soal yang mudah, sedang, dan sukar bisa 3:5:2, atau 1:2:1, atau 2:5:3.
7. Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan penjabaran dari tabel spesifikasi. Untuk membuat suatu format kisi-kisi, perlu diperhatikan syarat kisi-kisi, yaitu: kisi-kisi harus mewakili silabus secara proporsional dan tepat; komponen-komponennya diuraikan dengan jelas dan mudah dipahami, dan materi/bahan yang hendak ditanyakan dapat dibuat soalnya.
2. Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Unjuk kerja yang dapat diamati seperti: bermain peran, presentasi hasil penelitian sains sederhana, menggunakan peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat, atau aktivitas lain yang bisa diamati. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adakah sebagai berikut:
·       Identifikasi semua aspek penting.
·       Tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan.
·       Usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak terlalu banyak.
·       Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati.
·       Apabila menggunakan skala penilaian, maka menyediakan kriteria untuk setiap pilihan, misalnya: baik, apabila …, cukup, apabila …, kurang, apabila ….
Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan daftar cek, skala penilaian, atau rubrik.
a.    Daftar Cek
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya – tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.
Berikut contoh daftar cek.


Contoh Daftar Cek Keterampilan Penggunaan Termometer
Nama peserta didik: ____________________                                               Kelas: _____
No.
Aktivitas yang Diamati
Ya
Tidak
1.
Menegeluarkan termometr dari tempatnya dengan memegang bagian ujung termometer yang berisi air raksa


2.
Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer srendah-rendahnya


3.
Memasang termometre pada tubuh teman (di mulut atau di ketiak) sehingga bagian yang berisi air raksa terkontak dengan tubuh pasien


4.
Menunggu beberapa menit (membiarkan termometer menempel di tubuh pasien selama beberapa menit)


5.
Mengambil termometer dari tubuh pasien dengan memegang bagian ujung termometer yang tidak berisi air raksa


6.
Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler dengan posisi mata tegak lurus


Skor yang dicapai


Skor Maksimum
6

b.   Skala Penilaian
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala rentang tersebut, misalnya, sangat kompeten – kompeten – agak kompeten – tidak kompeten. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Berikut contoh skala penilaian.
Contoh Skala Penilaian Keterampilan Penggunaan Termometer
Nama peserta didik:___________                        Kelas: _____
No.
Aktivitas yang Diamati
Penilaian
1
2
3
4
5
1.
Mengeluarkan termometr dari tempatnya dengan memegang bagian ujung termometer yang berisi air raksa





2.
Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer srendah-rendahnya





3.
Memasang termometre pada tubuh teman (di mulut atau di ketiak) sehingga bagian yang berisi air raksa terkontak dengan tubuh pasien





4.
Menunggu beberapa menit (membiarkan termometer menempel di tubuh pasien selama beberapa menit)





5.
Mengambil termometer dari tubuh pasien dengan memegang bagian ujung termometer yang tidak berisi air raksa





6.
Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler dengan posisi mata tegak lurus






1: sangat kurang, 2: kurang, 3: cukup, 4: baik, 5: sangat baik.
c.    Rubrik
Rubrik bisa juga digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa. Rubrik adalah pedoman penskoran yang digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa berdasarkan jumlah skor dari beberapa kriteria dan tidak hanya menggunakan satu skor saja. Ini memuat klasifikasi nilai yang dapat diberikan pada siswa sesuai dengan unjuk kerja yang ditampilkan.
Banyak ahli yang meyakini bahwa rubrik bisa meningkatkan hail belajar siswa. Pada saat guru memeriksa hasil karya proyek, guru tersebut akan mengetahui secara implisit tentang bagaimana karya yang baik dan mengapa suatu karya digolongkan baik. Demikian halnya, pada saat siswa menerima rubrik lebih awal, mereka akan memahami bagaimana mereka akan dinilai dan mereka bisa mempersiapkan diri berdasarkan itu. Rubrik tersebut akan berfungsi sebagai scaffolding yang dibutuhkan untuk meningkatkan mutu karya dan pengetahuan mereka.
Pada saat ingin mengembangkan sebuah rubrik, pola berikut bisa digunakan untuk membantu:
·       Tentukan konsep yang akan diajarkan. Identifikasi tujuan pembelajaran yang esensial.
·       Pilihlah kriteria yang akan dinilai. Berikan nama hal yang akan dihasilkan.
·       Kembangkan kisi-kisi dan masukkan konsep serta kriteria yang telah ditentukan.
·       Mintalah pertimbangan dari siswa atau guru lain.
·       Tulislah rubrik yang lengkap untuk kemudian diujicobakan pada siswa.
·       Lakukan revisi jika diperlukan.
Ada dua macam rubrik yang bisa dikembangkan, yaitu: rubrik analitis yang mengidentifikasi dan menilai komponen produk yang telah selesai, dan rubrik holistik yang dipakai untuk menilai unjuk kerja siswa secara menyeluruh.
Contoh rubrik untuk menilai perencanaan penyelidikan.
Contoh Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Perencanaan Penyelidikan
Nilai
Kriteria
4
Amat Baik

·       Merumuskan gagasan secara jelas dan memprediksi apa yang akan diuji.
·       Mengumpulkan informasi awal yang relevan.
·       Merencanakan pelaksanaan penyelidikan secara rinci.
·       Memilih alat dan bahan yang paling tepat.
·       Mengajukan saran perbaikan yang tepat untuk kebutuhan penyelidikan tersebut.
3
Baik
·       Merumuskan gagasan yang perlu diuji dalam percobaan/penyelidikan.
·       Merencanakan suatu urutan pelaksanaan penyelidikan.
·       Memilih alat dan bahan yang cocok.
·       Mengajukan saran perbaikan penyelidikan tersebut.
2
Cukup
·       Dengan bimbingan guru, dapat mengajukan gagasan sederhana yang akan diuji.
·       Merencanakan percobaan tunggal secara garis besar.
·       Memilih alat dan bahan yang cocok.
·       Dapat menunjukkan adanya kelemahan dari rencana yang dibuat.
1
Kurang
·       Dengan bimbingan guru, dapat mengajukan gagasan sederhana yang akan diuji.
·       Terdapat banyak kelemahan dalam rencana penyelidikan yang dibuat.
·       Alat dan bahan yang dipilih kurang sesuai.
·       Tidak menyadari adanya kelemahan dari rencana yang dibuat.
0
Sangat Kurang
·       Tidak dapat mengajukan gagasan yang secara benar.
·       Belum memahami langkah-langkah penyelidikan.
·       Alat dan bahan yang dipilih tidak sesuai.

                   Contoh Rubrik Penilaian Tugas Presentasi
Aspek
1
2
3
4
Skor
Pengorga-nisasian
Peserta tidak bisa memahami presentasi karena informasi tidak disampaikan secara runtut.
Peserta mengalami kesulitan memahami presentasi karena penyampaian ide melompat-lompat.
Informasi disampaikan dengan urutan logis yang dapat diikuti oleh peserta.
Informasi disampaikan dengan urutan logis dan menarik, sehingga sangat mudah dipahami oleh peserta.

Pengetahuan
Siswa tidak memahami informasi dan tidak dapat menjawab pertanyaan tentang hal dipresentasikan.
Siswa tidak menguasai informasi dan hanya mampu menajwab pertanyaan sederhana.
Siswa menjawab dengan mudah pertanyaan tetapi tidak mampu mengulas lebih jauh.
Siswa menunjukkan pengetahuan mendalam dan mampu menjawab pertanyaan dengan ulasan dan penjelasan lebih lanjut.

Grafik
Siswa menggunakan grafik yang kurang penting atau tidak ada grafik.
Siswa kadang-kadang menggunakan grafik, namun kadang-kadang juga tidak mendukung naskah atau presentasi.
Grafik yang ditampilkan terkait dengan naskah atau presentasi.
Siswa menampilkan grafik yang menjelaskan dan mendukung naskah atau presentasi.

Mekanisasi
Siswa menampilkan lebih dari tiga kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.
Presentasi memuat tiga kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.
Presentasi memuat dua kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.
Presentasi tidak memuat kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.

Kontak Mata
Siswa hanya  membaca laporan dan tidak ada kontak mata dengan peserta.
Siswa kadang-kadang menggunakan kontak mata, tetapi masih lebih banyak membaca laporan.
Siswa mempertahankan kontak mata, namum masih sering melihat catatan.
Siswa mempertahankan kontak mata dengan peserta dan jarang melihat catatan.





3.    Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu obyek, fenomena, atau masalah. Sikap dapat dibentuk dan merupakan ekspresi perasaan, nilai, atau pandangan hidup yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, ada dua hal yang perlu dinilai dalam kaitannya dengan ranah afektif, yakni (1) kompetensi afektif, dan (2) sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan pembelajaran. Kompetensi afektif yang dicapai dalam pembelajaran berkaitan dengan kemampuan siswa dalam:
o    memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya;
o    menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai etika dan estetika;
o    menilai (valuing) ditinjau dari segi baik buruk, adil tidak adil, indah tidak indah terhadap objek studi; dan\
o    menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika, dan estetika dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap siswa merupakan aspek yang sangat berpengaruh terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Sikap positif terhadap sesuatu menyebabkan perasaan mampu. Minat berkaitan dengan kecenderungan hati terhadap sesuatu yang akan mendorong tindakan positif untuk menekuni dan meningkatkan intensitas kegiatan pada obyek tertentu.  Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk penilaian sikap antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
1.    Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi  perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.
                         Contoh Isi Buku Catatan Harian
No.
Hari/ tanggal
Nama Peserta Didik
Kejadian (Positif atau Negatif)





Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk  merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap.


Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktik IPA
No
Nama
Perilaku
Nilai
Keterangan
Bekerja sama
Berinisiatif
Penuh Perhatian
Bekerja sistematis
1.
Mila






2.
Rana






3.






4.







Catatan: Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = sedang
4 = baik,
5 =amatbaik

2.   Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban.” Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
3.   Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang “Perubahan Iklim” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar